Jumat, 11 Oktober 2019

BISNIS PLAN

BAB I 
Tema/Judul Business Plan

1.1 Tema Business Plan
Kami memilih bidang kuliner sebagai usaha yang nantinya akan kami kembangkan. Usaha yang akan dikembangkan oleh lima anak mahasiswa semester 5 (lima) ini adalah inovasi dibidang minuman dan makanan ringan. Dimana nantinya kami akan mengembangkan usaha ini secara gotong royong. Besar harapan kami agar usaha ini terus berkembang, oleh karena itu kami memutuskan untuk memberi nama perusahaan kami “KEDAI LITERASI” dengan harapan agar kami selalu diberi keberuntungan dalam menjalankan usaha. Sehingga kesuksesan akan selalu menyertai kita.
1.2 Nama Usaha
Bergerak dibidang kuliner, kami menamakan usaha kami dengan nama
“Angkringan Milenial”. Angkringan sendiri mempunyai arti barang yang dipikul sedangkan milenial itu generasi yang lahir pada tahun 1980-2000an jadi yang dimaksud angkringan milenial itu adalah tempat dimana para pemuda berkumpul untuk menyediakan berbagai variasi menu olahan makanan dan minuman.
Dalam usaha ini, kami akan berusaha menarik hati konsumen dengan variasi produk kami. Karena seperti yang sudah diketahui angkringan ini menyediakan olahan makanan cepat saji yang enak dan lezat, begitu juga dengan produk minuman kami.
1.3 Slogan Perusahaan 
Untuk memperkuat semangat dalam menjalani usaha, kami memiliki slogan dalam usaha yaitu:
Angkringan “YES”
Milenial “BISA”
Kedai Literasi “Beri Makan Otakmu”
Sedangkan untuk pelanggan, kamipun memiliki slogan tersendiri agar selalu diingat oleh para pelanggan kami, yaitu:
Bersama Literasi, Semua Bisa Tahu”
Bersama Milenial, Semua Bisa Berubah”
Bersama Angkringan, Semua Bisa Kenyang”
1.4 Logo Perusahaan 

  
  
BAB II 
Ringkasan Eksekutif

2.1 Jenis usaha                       : Dagang
2.2 Kelompok sasaran usaha : sasaran usaha untuk kelompok kami diantaranya  adalah remaja, terutama anak kos, dan masyarakat  sekitar
2.3 Dana yang diperlukan      : Rp.10.000.000
2.4 Kelayakan usaha               
1. Properti yang digunakan 
Semua peroperti yang digunakan untuk memasak dan menyajikan makanan dalam keadaan bersih.
2. Lokasi 
Tempat berjualan senantiasa dibersihkan saat telah selesai berjualan.
3. Bahan makanan 
Bahan yang diolah merupakan bahan dalam keadaan baik. Sayuran yang diolah dalam keadaan segar, tidak menggunakan bahan yang berbahaya dalam proses memasaknya.
4. Kondisi makanan 
Makanan yang dijual merupakan makanan sehat, juga memenuhi gizi asupan makanan. Tidak menjual makanan yang dipanaskan (makanan yang dijual pada hari sebelumnya).
           

BAB III 
Business Description

3.1 Latar belakang 
Indonesia sebagai negara yang terkenal dengan kesederhanaannya, menghadapi tantangan baru dalam dunia globalisasi. Gaya hidup konsumerisme dan hedonistik merupakan akibat tidak langsung dari globalisasi. Gaya hidup konsumerisme dan hedonistik berkembang karena meningkatnya taraf hidup tetapi kesadaran terhadap nasionalisme dan budaya sendiri berkurang. Hal ini banyak dijumpai didaerah perkotaan, dimana taraf hidup orang yang tinggal disana lebih tinggi dari masyarakat yang hidup dipedesaan.
Kesederhanaan sebagai seorang indonesia harus bisa dibangkitkan lagi sebagai ciri khas bangsa ini. Melalui usaha angkringan, kita bisa melihat bahwa kesederhanaan Indonesia bisa kita tumbuhkan kembali melalui usaha ini. Angkringan tetap mempertahankan kesederhanaannya ditengah gaya hidup masyarakat yang terus berkembang. Kesederhanaan ini bisa kita lihat dari bentuk tempat, jenis makanan dan harganya sendiri. Kesederhanaan ini tetap dipertahankan sebagai suatu ciri khas yang membedakannya dengan usaha lain. Usaha kecil dengan tetap mempertahankan kesederhanaan melalui usaha angkringan.
Kenapa memilih bisnis angkringan? Karena  semua orang butuh makan dan butuh hidup. Untuk hidup diperlukan makan dan minum dan tempat yang asyik untuk ngobrol bareng. Angkringan merupakan suatu konsep berjualan makanan dan minuman yang asyik untuk mengobrol dan bersantai. karena dengan harganya yang murah meriah yang hampir bisa di jangkau oleh semua kalangan masyarakat. Angkringan Milenial adalah suatu usaha makanan dan makanan yang kami buka untuk semua kalangan mayarakat yaitu sebuah warung multi-user yang tidak memperlihatkan status sosial, dari yang berpehangsilan kecil maupun besar, baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang kuli, anak-anak perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. Dalam usaha ini kami menekankan pada kualitas makanan dan kenyamanan pembeli, sehingga pembeli merasakan nyaman dan puas. Tak hanya itu kami juga memasang free Hostpot area dan fasilitas yang berbau teknologi untuk menarik konsumen agar mampir atau nongkrong ditempat ini, bahakan bagi pelajar / mahasiswa bisa mengerjakan tugasnya dengan nyaman. Dengan model bisnis strategi pemasaran dan pelayanan yang baik serta didukung dengan teknologi seperti ini mempunyai peluang yang bagus untuk kedepannya
Saat ini kami melakukan usaha kecil menengah yaitu usaha kuliner. Makan & minum merupakan kebutuhan pokok manusia setiap hari. Meskipun krisis multidimensi melanda bangsa kita, namun kebutuhan akan makanan & minuman tidak dapat berhenti demi kelangsungan hidup manusia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan makanan & minuman, banyak orang mendambakan dapat menikmati makanan yang harganya relatif murah, rasanya nikmat, aman untuk dikonsumsi & memiliki sesuatu yang khas. Karena itu kami menciptakan usaha ini. Selain itu, tujuannya adalah dapat memperluas kesempatan usaha, memperluas lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus bertambah jumlahnya serta untuk meningkatkan penghasilan masyarakat secara lebih merata dan juga melatih diri untuk bersikap mandiri dengan tidak bergantung pada orang tua. Kami berharap usaha ini semakin maju dan berkembang kedepannya dan menjadi suatu  pengalaman yang dapat menjadi acuan bagi kita dimasa depan dalam dunia usaha.
3.2 Analisis SWOT 
Strength (kekuatan)
1.    Penyajiannya yang sangat praktis, membuat makanan cepat saji banyak diminati konsumen. Tentu kondisi ini akan memberikan keuntungan cukup besar, karena potensi pasarnya juga akan semakin besar.
2.    Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari para pembelinya.
3.    Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan “Kedai
Literasi Milenial “ yang menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan lain yang telah ada.
4.    Pemahaman yang cukup baik tentang produk yang di butuhkan masyarakat.
5.    Rancangan pelayanan yang kreatif karena adanya eksplorasi.
6.    Penggunaan model bisnis yang mengutamakan kualitas menu yang ditawarkan, pelayanan, lokasi yang tepat dan kemampuan dalam mengorganisasi usaha yang baik.
Weakness (Kelemahan)
1.   Modal untuk memulai usaha masih kurang.
2.   Kenaikan harga bahan baku.
3.   Terbatasnya pramusaji yang bertugas tidak sebanding dengan banyaknya pengunjung yang datang, sehingga, terkadang pelanggan akan menunggu minuman dihidangkan lebih lama dari waktu yang seharusnya.
4.   Minimnya lahan parkir yang tersedia mengakibatkan para pelanggan yang membawa kendaraan sendiri akan berpikir dua kali untuk mengunjungi tempat tersebut.  
Opportunity (Peluang)
1.    Belum banyak tempat makan Sederhana yang memasang Wifi
2.    Adanya dukungan dari masyarakat atau pihak terkait untuk mendirikan usaha tersebut.
3.    Sifat manusia yang cenderung konsumtif.
4.    Jarangnya tempat nongkrong untuk anak muda yang biasanya mencari tempat yang memiliki akses Wifi
Threat (Ancaman)            
1.         Banyaknya penjual makanan di lingkungan sekitar
2.         Adanya Iklim yang tak menentu terlebih ketika musim hujan dan Wifi terkadang memiliki gangguan
3.         Banyaknya produk sejenis di pasaran sehingga memungkinkan pelanggan memasak sendiri di rumah
4.         Banyak pesaing yang mengikuti konsep yang telah kita buat.
5.         Munculnya variasi makanan jajanan dan produk competitor bersaing
6.         Selera konsumen variatif

3.3 Visi, Misi, dan Tujuan Visi :
 Menjadi perusahaan kuliner yang tetap merakyat dan populer tanpa melihat strata sosial yang ada. Menjadi ukm mandiri yang mencapai sukses di era global Misi :
1.    Menyediakan menu makanan dan minuman dengan variasi yang berbeda yang sehat dengan memperhatikan kualitas kebersihan.
2.    Memberikan harga yang terjangkau
3.    Menghilangkan srata sosial yang ada dan semua pembeli sama adanya.
4.    Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul.
3.4 Analisis Pesaing dan Peluang 
Angkringan merupakan model perdagangan makanan dan minuman dengan menggunakan gerobak dorong berbeda dengan warung lainnya. Angkringan ini disertai tempat duduk dan tikar untuk pelanggan yang memilih untuk lesehan. Usaha ini menekankan pada produk yang di jual dan pelayanan yang di berikan kepada pelanggan.

BAB IV 
Manajemen dan Organisasi

4.1 Kebijakan Sumber Daya Manusia 
1.    Dalam penilaian ini perusahaan membuatkan absensi untuk keberangkatan karyawan Seluruh karyawan saat tiba wajib melakukan absensi masuk untuk mengetahui masuk tidaknya karyawan dan mempermudah dalam sistem penggajiannya dan dari sistem ini maka pemilik akan mengetahui kinerja karyawan.
2.    Keselamatan dan Kesehatan kerja Karyawan di kasih ruangan khusus untuk solat dan istirahat dan di fasilitasi kipas angin ketika jam istirahat.
3.    Mekanisme PHK, dalam hal ini PHK bagi karyawan yang melakukan kesalahan akan di kasih arahan dan bimbingan terlebih dahulu, dan kalau sudah melampaui batas yang mengakibatkan kerugian maka langsung diberhentikan.
4.2 Tugas Pokok 
1.    Pimpinan : Memimpin, mengawasi, dan terus memantau perkembangan usaha yang di geluti, serta membuat keputusan – keputusan dan perencanaan pengembangan usaha yang memiliki prospek sesuai dengan kebutuhan konsumen maupun pelanggan atas dasar kesepakatan bersama/musyawarah.
2.    Manajer Pemasaran : Memperkenalkan, memasarkan, mempromosikan, serta memberi sistem pelayanan terbaik kepada konsumen/pelanggan.
3.    Manajer keuangan : Mengelola dan meng-audit keuangan perusahaan agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaannya, serta memperhitungkan anggaran keuangan dengan sebaik-baiknya.
4.    Manager Operasional : Membuat standart operasional(SOP), melakukan survey target lokasi, menentukan dan menganalisa sarana dan prasarana, mengembangkan perusahaan, menyusun dan membuat tugas para pimpinan lapangan sesuai dengan job desc masing-masing.
5.    Manager Produksi : Mengembangkan produk, menjaga kualitas produk, dan melatih pegawai untuk membuat produk yang berkualitas
4.3 Struktur Organisasi 



Kami membuat struktur organisasi untuk pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang jelas. Hal ini kami buat dengan memecah tim menjadi bagian-bagian yang memiliki tugas masing-masing sehingga usaha ini menjadi efektif dan tanggap dalam melayan pelanggan. Berikut adalah bagan struktur organisasi dari usaha ini.
Direktur
Diemas Nur Falahur Rozaq
Manager Pemasaran
M. Ahsanul Fikri
Manager Keuangan
Tika Yuliasari
Manager Operasional
Ema Kusuma Wardani
Manager Produksi
Ulin Ni’am Habibullah
                           
BAB V 
Operation Flow

5.1 Jenis Produk 
Produk yang ditawarkan:
1.    Layanan hostpot (disertai Username dan password)
2.    Fasilitas jasa print
3.    Ruang santai dengan fasilitas TV dan full music
4.    Makanan
5.    Minuman
5.2 Proses Produksi 
Proses produksi yang dilakukan disesuaikan dengan makanan dan minuman yang akan dibuat. Proses produksi dari masing-masing menu yang disajikan :
1.      Black coffe yaitu coffe yang berwarna hitam dan cara membuatnya hanya dengan menambahkan bubuk kopi hitam dan gula ke dalam cangkir kemudian tinggal menuangkan air panas.
2.      Cappucinno yaitu kopi yang dicampur susu dan krim. Cara penyajiannya bisa dalam keadaan panas maupun dingin. Untuk cappucinno itu sendiri warnanya lebih coklat.
3.      Vanilla Latte yaitu kopi yang penyajiannya lebih banyak susunya dari pada kopinya sehingga rasanya lebih dominan ke susu dan warnanya lebih putih dari cappucinno.
4.      Moccachino yaitu kopi yang cara penyajiannya ditambah dengan susu dan coklat sehingga rasanya lebih manis daripada black coffe.
5.      Coklat            yaitu    jenis     minuman         yang    penyajiannya   hanya   dengan menggunakan coklat. Minuman ini dapat disajikan dalam keadaan panas maupun dingin.
6.      Coklat Caramel yaitu coklat yang penyajiannya ditambahkan dengan susu sehingga rasanya tidak coklat murni tetapi lebih manis dari pada coklat.
7.      Coklat Float yaitu coklat yang penyajiannya dengan cara diblender terlebih dahulu sehingga harus disajikan dalam keadaan dingin kemudian ditambah float di atasnya agar lebih menarik.
8.      Coklat Buah yaitu coklat yang penyajiannya ditambahkan dengan perasan buah sehingga akan ada rasa buah dalam minuman coklat tersebut.
9.      Coklat Astor yaitu coklat yang penyajiannya hampir sama dengan coklat float namun hanya floatnya yang diganti menjadi astor. Selain itu dalam coklatnya itu sendiri akan dicampur dengan oreo sehingga ada butiranbutiran oreo dalam minuman tersebut.
10.  Teh yaitu minuman yang menggunakan bahan baku teh yang dicampur dengan sedikit gula. Dan dalam penyajiannya dapat disajikan dengan es maupun tanpa es.
11.  Teh Susu yaitu teh yang penyajiannya ditambahkan dengan susu sehingga akan menimbulkan rasa yang berbeda dari teh tersebut.
12.  Lemon Tea yaitu teh yang dalam penyajiannya ditambahkan dengan perasan lemon. Rasanya teh akan menjadi sedikit lebih asam dari biasanya namun dapat memberikan kesegaran bagi pelanggan yang meminumnya.
13.  Sirup yaitu minuman yang menggunakan sirup. Sirup ada banyak rasanya sehingga kami menyediakan beberapa jenis rasa agar pelanggan dapat memilih sendiri rasa sirup yang diinginkan. Untuk sirup itu sendiri dalam penyajiannya biasanya menggunakan es sehingga disajikan dalam keadaan dingin.
14.  Es Timun yaitu minuman yang diberi parutan timun ditambah dengan sirup melon karena warnanya yang sama kemudian ditambah dengan es yang akan memberikan kesegaran yang luar biasa.
15.  Jus adalah minuman yang dalam penyajiannya menggunakan buah yang diblender ditambahkan dengan sedikit gula dan susu derta es yang akan menambah rasa nikmat pada jus tersebut.
16.  Kentang Goreng yaitu makanan yang bahan bakunya berasal dari kentang yang dipotong-potong kemudian diberi sedikit bumbu dan digoreng dalam minyak panas. Penyajian kentang itu sendiri dapat ditambahkan dengan saos.
17.  Nugget yaitu makanan yang penyajiannya hanya dengan menggoreng nugget yang sudah jadi ditambah dengan saos dalam penyajiannya. Jadi disini nanti nuggetnya adalah nugget yang sudah jadi yang sudah dikemas dan yang tinggal goreng saja. Kami akan memilih jenis nugget dengan kualitas yang lumayan sehingga pelanggan tidak akan kecewa dan akan meras puas dengan hidangan yang disajikan.
18.  Roti Bakar yaitu roti tawar yang penyajiannya dipanggang dalam sebuah alat panggang kemudian diolesi sedikit mentega dibagian luar dan untuk bagian dalam diolesi dengan selai atau susu sesuai dengan rasa yang diinginkan oleh pembeli.
19.  Burger adalah roti yang di dalamnya berisi sayuran seperti tomat, daun bawang dan selada. Selain itu juga terdapat daging sapi yang sebelumnya sudah dipanaskan dan ditambah dengan saos serta mayonais yang akan menambah cita rasa dari burger itu sendiri.
20.  Mie Goreng/ Mie Kuah adalah mie yang direbus kemudian dalam penyajiannya dapat ditambahkan dengan telur dan sayuran. Untuk mie goreng maka tidak menggunakan air dan untuk mie kuah maka penyajiannya menggunakan air. Dalam penyajian mi ini akan dibuat inovasi yang berbeda sehingga terlihat lebih menarik.
5.3 Keadaan Gedung dan Perlengkapannya
Keadaan gedung yang akan digunakan untuk mendirikan sebuah bisnis cafe ini masih layak pakai. Dan untuk menambah penampilan gedung yang lebih menarik lagi maka dilakukan renovasi. Renovasi dilakukan guna menambah daya tarik atau tampilan dari cafe itu sendiri. Gedung tersebut akan diubah menjadi lebih menarik dan membuat nuansa dalam cafe tersebut lebih nyaman agar pelanggan betah untuk berlama-lama di cafe tersebut. Perlengkapan yang digunakan untuk bisnis cafe ini semuanya baru, mulai dari meja dan kursi yang digunakan, sehingga keadaan dari perlengkapan tersebut dapat dikatakan masih bagus.
Flow Chart           

BAB VI 
Marketing dan Sales Strategi
6.1 Strategi 
Proses pembagian pasar suatu produk / jasa secara keseluruhan ke dalam beberapa segmentasi. Segmentasi sendiri dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi atau analisis mengenai perbedaan konsumen disuatu pasar.
Terdapat beberapa macam variabel segmentasi yaitu: 
1.      Demografi 
Pada    hal       ini        segmentasi       dilakukan        dengan            membagi pasarberdasarkan variable demografis yaitu :  
a.       Pekerjaan 
Angkringan milenial ini cocok untuk semua kalangan mayarakat tanpa memperlihatkan status sosial, dari yang berpehangsilan kecil maupun besar, baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang kuli, anak-anak perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. 
b.      Jenis kelamin 
Makanan dan minuman dapat dikonsumsi oleh kaum adam maupun hawa.
2.      Perilaku  
Segmen perilaku merupakan segmen yang didasarkan pada perilaku para konsumen. 
a.       Kesempatan Produk 
Angkringan ini memiliki peluang besar untuk dipasarkan karena masih jarang angkringan yang menawarkan fasilitas dan makanan terjangkau dengan pelayanan yang memuaskan. 
b.      Manfaat  
Selain harga yang cukup terjangkau, fasilitas yang disediakan sangat memberi kenyamanan, keamanan, dan kehigenisan makanan dan minuman yang ditawarkan.
c.       Status loyalitas Pemasaran 
produk ini dilakukan dengan cara memanfaatkan media social sebagai media promosi, memetok harga sesuai dengan selera masyarakat serta menawarkan citarasa yang unik dan menyehatkan.
6.2  Targeting dan Posistioning 
Targeting adalah sasaran untuk pemasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan melalui berbagai pertimbanagan dan analisis dari segmen pasar dengan cara menari konsumen agar tertari pada produk yang ditawarkan. Pada hal ini untuk membudik sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan, kami menawarkan tempat makan dengan harga yang cukup terjangkau dan fasilitas yang nyaman. 
Positioning adalah upaya identifikasi, komunikasi serta pengembangan. Dalam hal ini kami akan meyakinkan kepada para konsumen bahwa produk yang kami buat ini adalah produk yang unggul daripada produk-produk ain. Baik unggul dari segi rasa, tempat,  kualitas, serta kesehatan.
6.3  Kebijakan Harga  
                             Minuman :
Black coffe                                   Rp 5.000,00
Moccachino (es/panas)                 Rp 7.000,00
Vannila latte (es/panas)                Rp 7.000,00
Cappucino (es/panas)                    Rp 7.000,00
Coklat (es/panas)                          Rp 7.000,00
Coklat Caramel (es/panas)            Rp 8.000,00
Coklat Buah (es/panas)                 Rp 8.000,00
Coklat Susu (es/panas)                 Rp 8.000,00
Coklat Float                                  Rp 9.000,00
Coklat Astor                                 Rp 8.000,00
Teh (es/panas)                               Rp 2.500,00
Teh Susu (es/panas)                      Rp 3.000,00
Jeruk (es/panas)                            Rp 3.000,00
Lemon tea (es/panas)                    Rp 3.000,00
Sirup (es/panas)                            Rp 3.000,00
Jus Buah                                       Rp 7.000,00    +float = Rp 9.000,00
Es Timun                                      Rp 4.000,00
                            Makanan :
Kentang goreng                            Rp 7.000,00
Nugget                                          Rp 7.000,00
Roti bakar                                     Rp 8.000,00
Burger                                           Rp 11.000,00
Mie goreng/kuah                           Rp 7.000,00
                                       

BAB VII 
Financial

7.1  Financial Plan (Perencanaan Keuangan) 
Financial adalah kegiatan individu atau kelompok dalam mengatur keuangan denagn baik dan benar. Financial plan merupakan bagian yang menentukan bisnis perusahaan layak atau tidak. Financial plan dapat membantu perusahaan dalam menganalisis pendanaan dalam investasi, menggambarkan jangka panjang suatu keputusan, mengatur pendapatan masa depan serta memilih alternative-alternatif yang akan digunakan perusahaan guna keperluan Financial.
7.2  Kebijakan Modal 
Dana awal untuk membangun usaha ini sebesar Rp 10.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun. 
1.      Nama: Tika Yuliasari          
Dana: Rp 2.000.000
2.      Nama: Muhammad Ahsanul Fikri
Dana: Rp 2.000.000 
3.      Nama: Ulinni’am Habibulloh Dana: Rp 2.000.000 
4.      Nama: Diemas Nur Falahur
Rozaq Dana: Rp 2.000.000 
5.      Nama: Ema Kusuma Wardani 
Dana: Rp 2.000.000 
 

BAB VIII
 Penutup

8.1 Kesimpulan
Kami memilih bidang kuliner sebagai usaha yang nantinya akan kami kembangkan.
Bergerak dibidang kuliner, kami menamakan usaha kami dengan nama “Angkringan Milenial”. Angkringan sendiri mempunyai arti barang yang dipikul sedangkan milenial itu generasi yang lahir pada tahun 1980-2000an jadi yang dimaksud angkringan milenial itu adalah tempat dimana para pemuda berkumpul untuk menyediakan berbagai variasi menu olahan makanan dan minuman.
Untuk memperkuat semangat dalam menjalani usaha, kami memiliki slogan dalam usaha yaitu:
Angkringan “YES”
Milenial “BISA”
Kedai Literasi “Beri Makan Otakmu”
Sedangkan untuk pelanggan, kamipun memiliki slogan tersendiri agar selalu diingat oleh para pelanggan kami, yaitu:
Bersama Literasi, Semua Bisa Tahu”
Bersama Milenial, Semua Bisa Berubah” 
Bersama Angkringan, Semua Bisa Kenyang”


AUTHOR : DIEMAS and TEAM

Kamis, 05 September 2019

Ludruk Lapangan Pecangaan

Pecangaan

RATU SIMA

   Menurut sejarah, katanya jepara dulu, entah pada tahun berapa, jepara dipimpin seorang wanita yaitu ratu sima. Kalau ini ada temuan prasastinya, kerajaannya bernama kalingga (keling). Waduh benar-benar hebat ya wanita jepara, sudah mukanya cantik, ditambah dengan ketangguhannya. Lihat saja penerus ratu sima. Lha kok ya dari semua perempuan mendominasi kekuasaan di Jepara. Contohnya Ratu Kalinyamat. 
     Setelah itu ada wanita tangguh Nyai Ratu Ki Ajeng Kartini, lho ini bukti nyata. Setelah itu para wanita Jepara tetap mendominasi kekuasaan. Meskipun dalam bentuk lain, artinya bisa mengambil hati para suami, meskipun suami secara halus hatinya telah tersandera dengan wanita Jepara. 
    Lebih baiknya lagi  wanita jepara cocok dengan laki-laki Mataram (jogja dan sekitar). Wah tambah jaya (ini perkiraan) sedangkan Joko Tingkir Sultan Hadiwijoyo itu mantu dan penerus Sultan Trenggono (Kerajaan Demak).
   Kemudian pindah ke Pajang (Kartosuro dan Solo), lha soalnya dulu Ratu Kalinyamat pernah minta bantuan Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) untuk membalaskan dendam Kalinyamat. suami dari Ratu Kalinyamat pernah dibunuh Aryo Penansang Adi Pati Jipang Panolan (Blora). Hadiwijaya  mau membantu kalinyamat. Konon (mugo mugo salah) diiming-imingi oleh kalinyamat 2 orang perempuan jepara yang cantik dan mempesona. Terpikatlah si Sultan maskarebet Joko Tingkir.
    Lha ternyata anak Joko Tingkir yaitu Suto Wijaya malah yang meneruskan kekuasaan dan pindah tempat di hutan mentoak eh salah....... yang benar itu Mentaok. Mentaok itu ya Yogyakarta dan sekitarnya.
    Nah..... Ini benang merahnya.
    Laki-laki Mentaok Jogja kalau punya istri wanita Jeporo, wong leluhur joko Tingkir kepincut wanita Jepara.
     Hebat Hebat Hebat........ Bravo selamat hari wanita jepara (hari kartini).

Author : kyai. Wahid Zaenal Arifin (seorang tokoh masyarakat Mlatiharjo Semarang Timur)
Editor  : Diemas Nur Falahur Rozaq
     

Minggu, 02 Juni 2019

KESUKSESAN SEORANG SANTRI

Apa kata sam’an wa tho’atan berdampak pada kepribadian santri?
Santri Menjawab;

Sam’an wa tho’atan adalah masdar dari fi’il madhi sam’an dan ‘athoa yang berarti mendengar dan mentaati. Dalam Al-Qur’an tidak ada kata sam’an watho’atan tetapi yang ada sami’na wa atho’na yaitu fiil madhi bertemu dhomir naa atau dalam bahasa jawa berarti “Sendiko Dawuh”, di salah satu ayat Al-Qur’an, yakni QS. Al Baqarah: 285. Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang beriman kepada Allah, Rasul-nya, para malaikat serta kitab-kitab yang diturunkan Allah. Mereka menjawab Sami’na Wa Atho’na, kami mendengar dan taat.
 Sebagai santri, sam’an watho’atan kepada kyai atau para guru merupakan kunci utama untuk mendapatkan barokah ilmu yang sudah ditempuh. Karena semua itu akan terasa lebih baik jika kita mengharap barokah dari para kyaidan guru. Dengan trilogy dasar (Iman, Islam dan Ihsan) pembentukan karakter tersebut dapat membentuk mental dan moral santri untuk menghadapi perkembangan zaman.
Keberhasilan seorang santri memang tidak luput dari sam’an wa tho’atannya, baik kepada kyai, guru, maupun peraturan yang ada di pesantren. Memang terlihat sepele, namun menurut saya banyak santri yang sukses karena ilmu mereka yang barokah. Perlu kita ketahui bahwa terkadang ada seorang santri prestasinya sangat luar biasa di pesantren, namun setelah ia lulus dari pesantren, ilmunya kurang bermanfaat bagi masyarakat. Akan tetapi ada juga santri ketika di pesantren terlihat biasa-biasa saja, namun setelah lulus dari pesantren ilmunya bermanfaat bagi masyarakat. Saya yakin seratus persen bahwa kunci keberhasilan seorang santri tidak hanya karena prestasi yang diraih salama sekolah. Namun salah satu faktornya adalah dari bagaimana seorang santri mampu menghargai ilmu dan sam’an wa tho’atan kepada kyai.
Peraturan di pesantren merupakan contoh kecil dari kehidupan masyarakat yang harus dipatuhi. Dalam kehidupan masyarakat, kita harus bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat karena biasanya orang dari pesantren sopan, manut dan lain-lain. Salah satunya adalah mematuhi aturan. Kita seharusnya bisa menjadi contoh agar dapat membuat dukungan dari banyak orang juga bantuan dari orang yang mendukung kesuksesan kita. Dari hal terebut bisa kita simpulkan bahwa, dukungan dan bantuan tak kalah penting dengan usaha agarkita lebih semangat dan lebih mudah untuk meraih pintu sukses. Kedua hal tersebut hanyalah sebuah penyemangat bagi diri kita sendiri, tapi jika hal ini ada dalam perjalanan mengetuk pintu sukses, maka tak diragukan oleh orang-orang.
Di era modern banyak orang meresa dirinya akan sukses jika pintar dan berpendidikan tinggi. Sehingga orang-orang berpendidikan meresa paling benar dan hebat. Mereka cenderung tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan orang lain walaupun bernilai positif. Mereka memiliki asumsi bahwa jika mereka mendengarkan orang lain sama saja mereka tidak memiliki kemampuan dan merendahkan kewibawaan. Mereka lupa bahwa mendengarkan itu juga penting.  Bukankah penemu-penemu hebat di dunia ini tak lepas dari kegagalan-kegagalan atas apa yang dilakukan?, lalu apa yang membuat mereka sukses?, salah satunya yaitu mendengarkan dan menerima kritik maupun saran dari orang lain. Orang yang mendengarkan adalah orang yang hebat. Karena tidak semua orang mau diberi nasehat. Orang yang sukses adalah orang yang berani menerima semua masukan dari orang lain. Lantas?, Bagaimana para santri tidak sukses jika sudah dibekali sam’an wa tho’atan sejak masa mudanya?
Ada beberapa kesan dan pesan dari sang guru untuk santrinya yaitu: niatkan hanya karena Allah dalam segala amal. Niscaya dicatat sebagai ibadah kepada-Nya. Dengarkan nasehat guru dan laksanakan!. Niscaya akan sukses ke depan, setiap ilmu yang kamu dapatkan, amalkan karena allah, nisacaya akan mendekatkan dirimu kepada-Nya. Dan hiasilah dirimu dengan akhlaqul karimah. Tetaplah istiqomah dalam menuntut ilmu, dan yang paling prioritas, tata dulu niatnya, dan tingkatkan agar benar-benar karena Allah. Selamat menjadi Santri yang BERSINDIKO DAWUH.    



Author: Diemas

Rabu, 29 Mei 2019

MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI MADRASAH DAN SEKOLAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan adalah inti dari manajemen
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki “kepemimpinan”, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Pada sistem organisasi sekolah, kepala sekolah merupakan pemimpin bagi masyarakat sekolah lainnya baik guru, karyawan, dan siswa. Sebagai pemimpin, maka perilaku kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat sekolah lainnya. perilaku positif dari kepala sekolah akan memacu guru dan karyawan memberikan perilaku yang positif dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebaliknya, perilaku kepala sekolah yang negatif merupakan awal dari gagalnya penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Pengertian Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan?
2.    Bagaimana Peran dan Fungsi Kepemimpinan?
3.    Bagaimana Tipe Kepemimpinan Pendidikan?
4.    Bagaimana Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Islam?


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Kepemimpinan dalam Pendidikan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata “leadership” yang berasal dari kata “leader”. Pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun. Kata kepemimpinan memiliki arti yang sangat luas sekali, sehingga para peneliti biasanya mendefinisikannya sesuai dengan perspektif individual dan dari aspek fenomena yang paling menarik perhatian mereka.[1]
       Definisi kepemimpinan menurut Stogdill (1974) ialah: 1) Fokus dari proses kelompok, 2) Penerimaan kepribadian seseorang, 3) Seni mempengaruhi peilaku, 4) Alat untuk mempengaruhi perilaku, 5) Suatu tindakan perilaku, 6) Bentuk dari ajakan (persuasi), 7) Bentuk dari relasi yang kuat, 8) Alat untuk mencapai tujuan, 9) Akibat dari interaksi, 10) Peranan yang diferensial, dan 11) Pembuat struktur.
Menurut Yulk(1978), beberapa definisi yang di anggap cukup mewakili selama seperempat abad adalah sebagai berikut :
a)    Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
b)   Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
c)    Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang di organisasikan kearah pencapaian tujuan.
Fiedler (1993: 356) berpendapat, “Leader as the individual in the group given the task of directing and coordinating task relevant group activities.”
Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa seorang pemimpin adalah anggota kelompok yang memiliki kemampuan unntuk mengarahkan dan mengoordinasikan kinerja dalam rangka mencapai tujuan. Fiedler dalam hal ini lebih menekankan pada “directing and coordinating”.[2]
Terry dan Rue (1985) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan.
Pemimpin adalah orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi, dan tindakan kepada orang lain. Pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin dapat bersifat resmi (formal) dan tidak resmi (non formal). Pemimpin resmi diangkat berdasarkan surat keputusan resmi dari orang yang mengangkatnya. Pemimpin resmi biasanya mendapat gaji. Sebaliknya, pemimpin tidak resmi adalah pemimpin yang diangkat tanpa surat keputusan dan biasanya tanpa digaji. Seseorang dapat diangkat sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari anggota lainnya. Kelebihan itu yang berasal dari dalam dirinya dan ada pula yang berasal dari luar dirinya. Kelebihan dari dalam dirinya karena ia memiliki bakat sebagai seorang pemimpin, dan memiliki sifat-sifat pemimpin yang efektif. Kelebihan dari luar dirinya karena ia dikenal dan memiliki hubungan baik dengan  orang yang sedang berkuasa, punya banyak teman baik, dari keturunan orang kaya, dan dari turunan bangsawan atau penguasa. Pemimpin adalah jabatan atau posisi seseorang di dalam sebuah  organisasi.[3]
Kepemimpinan atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya.
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi, mengkoordinasi, dan menggerakkan perilaku orang lain serta melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih positif dalam mengupayakan keberhasilan pendidikan[4] .
B.  Peran dan Fungsi Kepemimpinan
Kepala sekolah merupakan penggerak dan penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dapat direalisasikan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola/manajer, kepala sekolah harus mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan sekolah.
Kepala sekolah juga harus mampu mengatur para guru, pegawai tata usaha, pegawai sekolah lainnya, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada kebijakan kepala sekolah terhadap seluruh personil sekolah. Covey sebagaimana dikutip oleh Veitzal Rivai (2005:156) membagi peran kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu[5] :
1.    Path Finding (Pencarian Alur);  yaitu peran pencarian visi dan misi yang pasti.
2.    Aligning (penyelaras); artinya peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem, dan proses operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapaian visi dan misi organisasi.
3.    Empowering (Pemerdaya); peran untuk menggerakkan semangat dalam diri orang-orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreatifitas untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang disepakati.
Kepala sekolah memiliki fungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader dan Inovator (EMASLIM). Sebagai seorang manajer kepala sekolah bertugas menyusun perencanaan, mengorganisasi kegiatan, mengarahkan, mengkoordinasikan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan, menentukan kebijakan pendidikan di level institusional, melakukan rapat koordinasi dan mengatur berjalannya proses kegiatan, mengelola administrasi sekolah, mengatur OSIS dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Sebagai seorang administrator kepala sekolah bertugas membuat  perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan pengelolaan kurikulum, kesiswaan, ketatausahaan, ketenagaan, kantor, ruangan, keungan, dan semua unsur yang mendukung berjalannya kegiatan pendidikan.
Sedangkan dalam menjalankan sebagai supervisor, kepala sekolah menyelenggarakan supervisor yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan dan konseling, kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, sarana dan prasarana, dan kegiatan 6K (kebersihan, keamanan, kenyamanan, ketertian, kerapian dan keindahan). Sebagi seorang leader, kepala sekolah harus memimpin dan membawa organisasi menuju tujuan yang akan dicapi. Sedangkan sebagai seorang innovator, kepala sekolah harus menjadi inspirasi dalam menemukan metode dan pendekatan terhadap segala permasalahan yang diihadapi.[6]
C.  Tipe Kepemimpinan Pendidikan
1.    Tipe Otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter digambarkan sebagai kepemimpinan yang memaksakan kehendak kepada para staf dan bawahan dalam system organisasi. Menurut Mulyasa (2006:270)  kepala sekolah yang memiliki tipe otoriter berkeyakinan bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab atas segala sesuatu, menganggap dirinya orang yang paling berkuasa dan mengetahui berbagai hal. [7]
2.    Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis tidak memposisikan dirinya sebagai penguasa organisasi dansatu- satunya penentu kebijakan, akan tetapi ia memainkan peran sebagai leader ditengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha membangun anggota- anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan memperimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
3.    Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokrtis semu atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya, jika ia ide-ide, konsep, pikiran, yang ingin diterapkan dilembaga yang dipimpinnya, maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa  sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikira/ konsep tersebut sebagai keputusan bersama.[8]
4.    Tipe “Laissez- Faire"
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya. Menurut Pasolong (2008;47) pendekatan ini bukan berarti tidak adanya sama sekali pimpinan. Tipe ini berasumsi bahwa suatu tugas disajikan kepada sekelompok yang biasanya menentukan teknik-teknik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersebut dalam rangka mencapai sasaran- sasaran dan kebijakan organisasi.
5.    Tipe Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen perubahan yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang professional dan dapat membimbing personil lainnya kearah profesionalisme kerja yang diharapkan.
Kepemimpinan visioner merupakan kemampuan memimpin dalam menciptakan, merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholder yang diyakini sebagai cita-cita organisasi dimasa depan yang harus diarih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang mengacu atau berorientasi pada terwujudnya visi misi organisasi.[9]
6.    Tipe Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional. Kepemimpinan sebagaimana yang telah dijelaskan di awal merupakan setiap tindakan yang dilakukan seseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan memengaruhi orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Istilah tranformasional berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi menjadi realita. [10]
Pemimpin transformasional adalah agen perubahan, dan bertindak sebagai katalisator yaitu yang memberi peran mengubah system kea rah yang lebih baik. Dengan demikian seoeang kepala sekolah dapat dikatakan menerapkan kepemimpinan transformasional jika ia mampu mengubah energy sumber-sumber daya baik manusia maupun non manusia untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah.
7.    Tipe Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan kepada tugas yang diemban bawahan. Pemimpin adalah seseorang yang mendesain pekerjaan beserta mekanismenya dan staf adalah seseoranag yang melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian. Peran kepemimpinan transaksional lebih kepada peran sebagai manajer karena ia sangat terlibat dalam aspek-aspek procedural manajerial yang metodelogis dan fisik.
Kepemimpinan transaksional tidak mengembangkan pola hubungan  “laissez faire” atau membiarkan personil menentukan sendiri pekerjaannya, karena dikhawatirkan keadaan personil yang perlu pembinaan pola ini dapat menyebabkan mereka menjadi pemalas dan tidak jelas mengerjakan apa.[11]
D.  Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Islam
Dalam konteks Islam, kepemimpinan Nabi Muhammad SAW merupakan tauladan ideal bagi semua level kepemimpinan, termasuk bagi kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan. Empat karakter Nabi Muhammad Saw yakni, Shiddiq, amanah, fatonah, dan tabligh menjadi keharusan bagi para kepala sekolah untuk diinternalisasikan dalam gaya kepemimpinan yang dikembangkannya disekolah.[12]
1.    Karakter Shiddiq
Kata Shiddiq berarti orang-orang yang jujur. Kata shiddiq adalah bentuk penekanan (mubalaghah) dari shadiq, yang artinya orang yang didominasi oleh kejujuran. Shaddiq adalah orang yang benar dalam kata-katanya, sedang shiddiq adalah orang yang benar-benar jujur dalam semua kata-kata, perbuatan, dan keadaan batinnya. Kejujuran menggambarkan keterbukaan terhadap berbagai hal tanpa ada yang disembunyikan sehingga orang shiddiq akan selalu berkata dan berbuat secara benar. Agama Islam memrintahkan umatnya untuk senantiasa hidup dan menjalani kehidupan ini dengan benar. Benar, jujur dalam ucapan dan tindakan, ucapan yang selaras tindakan, tiddak bohong dan tidak ada dusta diantara sesame merupakan nilai dasar shiddiq yang diteladankan rasul bagi umatnya. Kejujuran dan kebenaran itu senantiasa dimiliki dan dilaksanakan dalam berbagai aktifitas kehidupan termasuk dalam memimpin keluarga, sahabat, dan memimpin peperangan, dan itu merupakan kunci sukses dalam meraih kesejahteraan hidup lahir batiin dunia akhirat. Kepala sekolah sebagai pemimpin dunia pendidikan maka sifat shiddiq tidak dapat ditinggalkan. Seorang pemimpin harus belajar menjalankan niat kepemimpinannya dengan sungguh-sungguh, serius atau menjiwai (kaffah).  Seorang kepala sekolah harus belajar berbicara dan mengucapkan sesuatu berdasarkan kemampuan dan keyakinannya agar tidak berbohong sebagai akibat dari ketidakmampuan.
2.    Karakter Amanah
Amanah yaitu segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia, baik yang menyangkut hak dirinya, hak orang lain, maupun hak Allah SWT; atau sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang dinilai memiliki kemampuan untuk mengembannya. Allah SWT percaya bahwa manusia mampu mengemban amanah tersebut sesuai dengan keinginan Allah SWT. Pengertian amanah disini adalah hadirnya suattu kekuatan yang dengannya seorang pemimpin mampu memelihara kemantapan ruhaninya, tidak berkeluh kesah jika ditimpa kesusahan, tidak melampaui batas ketika mendapatkan kesenangan, serta tiidak berkhianat kepada Allah SWT.[13]
Amanah artinya punya kelayakan untuk dipercaya dan kredibel. Lawannya adalah khianat, artinya menyalahgunakan kepercayaan (Muhammad Mahdi bin Abi Dzar an Naraqi, 2003: 119). Sementara Ibnu Katsir menjelaskan bahwa amanah ini sebagai  kewajiban yang harus dilaksankan, yaitu segala macam amal berbuatan yang diamanahkan Allah kepada hambanya.
Dengan demikian, seorang pemimpin termasuk kepala sekolah untuk memiliki kualifikasi kredibel dan dapat dipercaya langkah awalnya harus membangun kualitas moral. Bentuk-bentuknya seperti kejujuran, ketaatan terhadap nilai-nilai kebenaran, integritas, pengabdian dan lainya.
3.    Karakter Tabligh
Tabligh dalam makna bahasa berarti menyampaikan sedangkan dalam makna istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akkhirat. Isi yang utama an aktivitas tabligh adalah amar makruf nahi munkar. Tabligh bukan saja diartikan mahir dan ahli menyampaikan kebenaran-kebenaran ketuhanan dan kenabian kepada orang lain, akan tetapi lebih focus kepada diri sendiri dan lingkungan dekatnya. Seseorang atau diri yang cerdas secara ruhaniyah adalah ia yang mampu menyampaikan atau bertabligh kepada dirinya dan lingkungan terdekat.[14]
Karakter tabligh merupakan kunci dan erat kaitannya dengan membangun relasi, hubungan yang harmonis dan jalinan komunikasi antar sesama, atasan dan bawahan, dan seterusnya.
4.    Karakter Fathonah
Fathonah adalah hikmah yang diberikan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya sebagai salah satu buah ketaatan dalam beribadah. Seseorang yam memiliki sifat fathonah dapat bersikap bijaksana dan kuat dalam melakukan perubahan, perbaikan, pengembangan, dan penyembuuhan. Ia juga akan paham dan eksis dalam rahasia ketuhanan, dan terhinndar dari kebodohan ruhani.
Seseorang dikatakan memiliki kecerdasan berpikir bukan dilihat dari penyampaian buah pemikiran dengan gaya bahasa yang tinggi dan penuh dengan istilah-istilah filsafat, akan tetapi dari kemampuan memahamkan orang lain. Rasulullah Saw dalam kecerdasannya ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menghubungkan pemikiran kreatif, inovatif, dan positive thingking. Hal ini dapat dibuktikan dari  peristiwa memidahkan hajar aswad yang dipertentangkan bahkan akan menimbulkan peperangan diselesaikan atas inisiatif dan kecerdasan rassul dapat dipindahkan dengan damai.[15] 


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Kepemimpinan sebagaimana yang telah dijelaskan di awal merupakan setiap tindakan yang dilakukan seseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan memengaruhi orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi, mengkoordinasi, dan menggerakkan perilaku orang lainserta melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih positif dalam mengupayakan keberhasilan pendidikan.
Peran dan Fungsi
       Peran kepemimpinan menjadi tiga bagian yaitu path finding, aligning, empowering. Seorang manajer kepala sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, dan Inovator.
Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan pendidikan yaitu otoriter, demokratis, pseudo-demokratis, laissez faire, visioner, transformasional dan transaksional. Karakteristik kepemimpinan pendidikan berbasis Islam yaitu meneladani sifat-sifat beliau Nabi Muhammad Saw. Sifat dan perilaku yang harus kita contoh dari Nabi Muhammad Saw adalah Karakter shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah.
B.  Kritik dan Saran
Pemakalah mengucapkan terimaksih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca makalah kami. Apabila dalam penyusunan malakah ini terdapat kesalahan atau kekeliruan pemakalah memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran pembaca sangat berguna bagi perbaikan makalah kami untuk lebih sempurna lagi.


DAFTAR PUSTAKA
Engkoswara dan Aan Komariah. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hidayat, Ara dan Imam Machali. 2010. Pengelola pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Education
Jahari, Jaja dan Amirulloh Syarbini. 2013. Manajemen Madrasah Teori, Strategi dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
 Machali, Imam. 2016. The Handbook of Education Management Teori dan Praktek Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia. Jakarta:  Prenadamedia. Group.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2015. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Usmani, Husaini. 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara,


[1] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelola pendidikan, (Yogyakarta:Pustaka Education 2010), Hlm.81
[2] Imam Machali, The Handbook of Education Management Teori dan Praktek Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia, (Jakarta:  Prenadamedia Group, 2016), Hlm.83
[3] Husaini Usmani, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 3, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hlm.
[4] Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 177-178
[5] Jaja jahari dan Amirullah Syarbini, Manajemen Madrasah Teori, Strategi dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm. 102
[6] Jaja jahari dan Amirullah Syarbini, loc.Cit
[7] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), Hlm. 127
[8] Jaja jahari dan Amirulloh Syarbini, Manajemen Madrasah Teori, Strategi dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.115
[9] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Op.Cit , Hlm. 142
[10]Ibid, Hlm. 149
[11] Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 190
[12] Jaja jahari dan Amirulloh Syarbini, Manajemen Madrasah Teori, Strategi dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.117
[13] Ibid,
[14] Jaja jahari dan Amirulloh Syarbini, loc.cit
[15] Jaja jahari dan Amirulloh Syarbini, Op.cit., hlm.125




Author: Lilis Assifah
Editor: Diemas