Sabtu, 11 Juli 2020

MAKALAH PENELITIAN STUDI KASUS BIDANG PENDIDIKAN

PENELITIAN STUDI KASUS BIDANG PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

    Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
    Suatu penelitian, khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empiris, pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan (research eksploratif).
    Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedangkan menguji kebenaran dilakukan jika sudah ada, masih atau menjadi keraguan kebenarannya.
    Banyak penelitian yang perencanaanya tidak dilakukan dengan sebagaimana mestinya. Terdapat kecenderungan dikalangan peneliti untuk mmenyelidiki sesuai dengan lapangan guna mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang. Pada waktu hendak mengolah datanya barulah dirasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian secara keseluruhan, sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri, maupun bagi pihak yang akan mempergunakan hasil penelitian tersebut.oleh karena itu,studi kasus ini sangat penting artinya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
B. Rumusan Pembahasan
    1. Apa yang dimaksud studi kasus?
    2. Apa sajakah jenis-jenis studi kasus?
    3. Apa sajakah langkah-langkah penelitian studi kasus ?
    4. Apa kelebihan dan kekurangan studi kasus dalam penelitian?
C. Tujuan
    1. Untuk mengetahui pengertian dari studi kasus.
    2. Untuk mengetahui jenis-jenis studi kasus..
    3. Untuk mengetahui langkah langkah penelitian studi kasus.
    4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan studi kasus dalam penelitian.

A. Pengertian Studi Kasus
       Studi kasus atau case Studi adalah sebuah eksplorasi dari “suatu system yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan brbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks. Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu.
       Dengan perkataan lain, studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kusus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci ddan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data secara tertentu. Lebih lanjut Sayekti Pujosuwarno (1986: 1) mengemukakan pendapat dari Moh. Surya dan Djumhur yang menyatakan bahwa studi kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seseorang individu secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang baik.
        Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011:250) studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik. Pendapat serupa disampaikan oleh Bimo Walgito (2010: 92) studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan(riwayat hidup). Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang agak luas. Metode ini merupakan integrase dari data yang diperoleh dari metode lain.
    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam dan komprehensif.

B. Jenis Jenis Studi Kasus
    Dalam Buku Dr. Tohirin, M.Pd., jenis-jenis studi kasus ada dua yaitu:
    1. Studi kasus tunggal
        Studi tunggal ini memungkinkan untuk mendalami secara mendalam dan spesifik tentang kejadian tertentu atau beberapa peristiwa dari sebuah fenomena.
    2. Studi kasus majemuk
        Penggunaan dua studi kasus atau lebih memungkinkan generalisasi untuk lingkup yang lebih                  luas. Namun semakin banyak jumlah kasusnya, maka akan semakin sedikit manfaat yang bisa               diperoleh dari pendekatan studi kasus.
Sedangkan Jenis studi kasus menurut Bogdan dan Biklen (1982) diklarifikasikan sebagai berikut:
a) Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan            dalam kurun waktu tertentu, dengan menelusuri perkembangan organisasinya. Studi ini kurang                memungkinkan untuk diselenggarakan karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan secara     minimal.
b) Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran-serta         atau pelibatan(participant observasi), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu atau         beberapa segi organisasinya. Bagian- bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain:
        i. suatu tempat tertentu di dalam sekolah
        ii. satu kelompok siswa;
        iii. kegiatan sekolah.
c) Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan     narasi orang pertama. Untuk jenis wawancara yang dilakukan oleh ahli sejarah disebut sebagai                sejarah lisan, mereka biasanya memwawancarai orang-orang dengan kepemilikan sejarah yang khas,     sedangkan kepada orang tidak memiliki latar belakang khusus seringkali disebut sejarah “orang            kebanyakan”.
d) Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan yang dipusatkan pada         suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar.
e) Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa            atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah       dipelajari dari semua sudut pandang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang            tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
f) Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil.    Seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada           anak-anak yang sedang belajar menggambar.

C. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
    1) Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan             bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,                         lingkungan, program, proses, dan masyarakat atau unit sosial.Ukuran dan kompleksitas objek                 studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-                sumber yang tersedia.
    2) Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai             dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai             instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan                          lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.
     3) Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan                 mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses                         mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data                 dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data            dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul         atau setelah selesai dan lapangan.
    4) Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus                hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori          yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan          dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam                     kategori yang sudah ada.
    5) Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan                             mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga memudahkan pembaca             untuk memahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke              dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.

D. Kelebihan dan Kekurangan Studi Kasus
    Adapun kelebihan dari Studi kasus yaitu:
    a) Analisis intensif yang dilewatkan tidak dilakukan oleh metode lain.
    b) Dapat menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus
    c) Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belu secara detail diteliti
    d) Informasi yang dihasilkan dalam studi kasus dapat sangat bermanfaat dalam menghasilkan                     hipotesis yang diuji lebih ketat, rinci, dan seteliti mungkin pada penelitian berikutnya
    e) Studi kasus yang bagus (well designed) merupakan sumber informasi deskriotif yang baik dan                 dapat digunakan sebagai bukti untuk suatu pengembangan teori atau menyanggah teori.
    Adapun kelemahan dari studi kasus yaitu:
    1. Studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo-scientific karena pengukurannya                bersifat subjectif atau tidak bisa dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini juga mempertanyakan                     validitas dari hasil penelitian studi kasus.
    2. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi kasus, maka                    mengerjakan pekerjaan ini relative lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
    3. Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun jumlah orang yang menjadi target         kajian studi kasus sangat kecil, kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus adalah                 rendah.
    4. Karena lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang memberi sumbangan pada                    persoalan-persoalan praktis mengatasi suatu masalah.
    5. Biaya penyelenggaraan yang relative mahal. Karena kedalaman iformasi yang digali pada studi             kasus, maka luangan waktu dan fikiran untuk mengerjakan studi kasus jauh lebih banyak daripada          studi dengan skala yang besar, tetapi hanya melingkupi data yang terbatas. Untuk hal ini, sebagian          orang menganggap bahwa studi kasus lebih mahal dari pada penelitian-penelitian kuantitatif.
    6. Karena fleksibilitas disain studi kasus, ini memungkinkan peneliti untuk beralih focus studi ke rah         yang tidak seharusnya.

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

    Studi kasus berguna apabila seseorang/peneliti ingin memahami suatu permasalahan atau situasi tertentu dengan amat mendalam dan dimana orang dapat mengidentifikasi kasus yang kaya dengan informasi, kaya dalam pengertian bahwa suatu persoalan besar dapat dipelajari dari beberapa contoh fenomena dan biasanya dalam bentuk pertanyaan. Studi kasus pada umumnya berupaya untuk menggambarkan perbedaan individual atau variasi “unik dari suatu permasalahan. Suatu kasus dapat berupa orang, peristiwa, program, insiden kritis/unik atau suatu komunitas dengan berupaya
menggambarkan unit mendalam dan detail.

B. Kritik dan Saran
    Apabila terdapat kesalahan didalam makalah ini, mohon kritik dan saraannya agar makalah ini menjadi lebih baik untuk kedepannya. Dan agar kita bisa lebih memahami tentang Studi Kasus bidang Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V ,
Jakarta: Rieneka Cipta
Fitrah, Muh, Luthfiyah, 2017. Metedologi Penelitian; penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas&
studi kasus. Sukabumi: CV jejak
https://eprints.uny.ac.id/9718/3/Bab%203%20-07104241010.pdf
Sedarmayanti, Hidayat, 2011 .Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju
W, Surachmad, 1982. Pengantar Penelitian. Bandung: Tarsito.
Wahyuni, Sri, 2013,Metode Penelitian Studi Kasus, Madura: UTM Press

AUTHOR : DIEMAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

RESUME PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Pengertian Penelitian Tindakan Sekolah
        Penelitian atau riset , Kata riset itu berasal dari bahasa inggris yaitu “research” , “RE” itu artinya “kembali” dan “Search” itu artinya “Mencari”. Dengan secara etimologi penelitian tersebut berarti “mencari kembali” yakni mencari fakta-fakta yang baru yang setelah itu dikembangkan dan menjadi suatuteori untuk dapat memperdalam serta memperluas ilmu tertentu.
        Penelitian tindakan sekolah dapat diartikan sebagai sebuah penelitian tindakan, atas hal-hal yang ada dalam ruang lingkup pendidikan dalam hal ini sekolah, sifatnya memerlukan tindakan segera, dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.

B. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah
1. Memperbaiki situasi sekolah saat ini.
2. Meningkatkan mutu input, proses, dan output sekolah.
3. Mengembangkan inovasi input, proses, dan output sekolah.
4. Meningkatkan kinerja sekolah yang terkait dengan mutu, inovasi, keefektifan, efisiensi, dan produkivitas sekolah.
5. Meningkatkan kemampuan profesional sebagai kepala sekolah.
6. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah.
7. Membimbing guru dalam merencanakan, melaksanakan, melaporkan, dan menindak lanjuti hasil PTS.
8. Mengembangkan ilmu terapan/praktis (professional knowledge).

C. Karakteristik Penelitian Tindakan Sekolah
1. Berorientasi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas akademik melalui kegiatan supervisi kepala sekolah atau pengawas sekolah.
2. Dikerjakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah sebagai pelaku supervisi.
3. Dilakukannya tindakan-tindakan perbaikan secara terencana dan sistematis serta berulang-ulang.
4. Bersifat praktis dan hasilnya dapat segera diketahui, tidak seperti penelitian formal yang lain.

D. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Sekolah
1. Problem emergence, berarti PTS diarahkan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang memerlukan pemecahan segera.
2. Problem oriented, berarti PTS berpusat pada masalah-masalah yang memerlukan penanganan mendesak.
3. Multy-ways, berarti masalah-masalah yang ditemukan dapat dipecahkan melalui berbagai macam cara.
4. Continues repeatedly, berarti masalah-masalah dipecahkan secara berulang-ulang dan terus-menerus sampai selesai dan tuntas.
5. Therapeutics evaluation, berarti penelitian melakukan tindakan dalam rangka evaluasi dan refleksi.
6. Collaborative, berarti penelitian dapat dilakukan secara berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang menguasai permasalahn.

E. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Sekolah
1. Perencanaan, Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakannya.
2. Pelaksanaan (Tindakan), Langkah pelaksanaan adalah penerapan rencana yang telah disusun.
3. Pengamatan dan Evaluasi, Pengamatan adalah pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan sedangkan Evaluasi adalah proses penetapan hasil pelaksanaan tindakan berdasarkan indikator-indikator tujuan penelitian tindakan sekolah yang telah ditetapkan.
4. Refleksi, Refleksi dilakukan terhadap proses dan hasil pelaksanaan tindakan dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan hasil yang lebih baik.

F. Etika Penelitian Tindakan Sekolah
1. Bersikap jujur, misalnya dengan tidak plagiat, tidak fiktif, dan tidak mengubah data, serta menuliskan sumber/referensi yang dikutip.
2. Tidak mengganggu tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah/ madrasah.
3. Tidak mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru maupun kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah.
4. Tidak banyak menyita waktu dalam pengamatan, observasi, dan cara pengambilan data lain di luar proses tindakan.
5. Meminta ijin kepada orang-orang yang diteliti.
6. Menjamin kerahasiaan data responden yang diteliti.

AUTHOR : DIEMAS

PENELITIAN PUSTAKA BIDANG PENDIDIKAN


RESUME PENELITIAN PUSTAKA BIDANG PENDIDIKAN

A. Pengertian Metode Penelitian Kepustakaan
        Menurut Mardalis Penelitian Kepustkaan salah satunya bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya. Pada hakekatnya data yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan dapat dijadikan landasan dasar dan alat utama bagi pelaksanaan penelitian lapangan.
       Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku- buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan - laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Dalam proses penelitian kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan.
    Kesimpulan penelitian kepustakaan salah satunya dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan data/informasi dari berbagai sumber pustaka kemudian diolah dan disajikan dengan cara baru untuk memperoleh kepentingan yang baru. Penelitian pustaka hendaknya dilakukan dimulai dari infromasi yang umum, baru kemudian diperoleh dari informasi yang lebih spesifik. Penelitian kepustakaan sebaiknya menggunakan sumber acuan pustaka yang menggunakan sumber primer, berasal dari hasil laporan penelitian ilmiah, seminar hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian.

B. Metode Analisis Data Penelitian Kepustakaan
    1. Pengumpulan Data Penelitian Kepustakaan Penelitian kualitatif dalam penggalian data harus secara mendalam (seakar- akarnya). Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti harus tunduk (disesuaikan) dengan jenis penilitian. Karena penelitian kepustakaan merupakan jenis penelitiain kualitatif maka biasanya sumber data utamanya adalah manusia dan benda-benda empiris yang sesuai dengan tema penelitian.
    2. Analisis Data Penelitian Kepustakaan Penelitian Kualitatif merupakan jenis penelitian yang kaya dengan analisis data untuk memaknai sumber data yang telah ada, salah satunya menggunakan reduksi data kemudian melakukan penarikan kesimpulan
dengan menggunakan logika, estetika, dan etika. Nilai pustaka ditentukan oleh sifat kebaruan pustaka dan luasnya publikasi pustaka. Internet memungkinkan pencarian informasi berkait dengan topik menjadi sangat mudah. Informasi (data) tersedia dalam berbagai format, oleh karena itu dalam memilih sumber pustaka harus teliti sesuai dengan tema penelitian.
    3. Penyusunan Laporan Dalam penyusunan laporan kualitatif harus sistematis atau runtut dalam ‘menceritakan’ (memaparkan) datanya, sehingga terjadi kesinambungan antara dari BAB pertama sampai BAB terakhir. Seperti halnya membuat novel, yang mana terjadi kesatuan integral cerita antara dari paragraf pertama hingga terakhir.

C. Langkah-Langkah Penelitian Pustaka
        1. Alat perlengkapan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu Menyiapkan yang akan dibutuhkan dalam penelitian nantinya, seperti pensil, pena, dan alat untuk mencatat hal-hal yang menjadi bahan utama penelitian, atau pun untuk mencatat sumber buku sebagai refrensi.
        2. Menyusun bibliografi kerja Setelah alat perlengkapan penelitian lengkap tugas pertama dalam riset kepustakaan adalah mulai dengan menyusun Bibliografi kerja yaitu catatan mengenai bahan sumber utama yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
        3. Mengatur waktu hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah waktu, pengaturan waktu harus dilakukan untuk menghindari banyak terbuangnya waktu sia-sia. waktu penelitian harus diatur kapan mulai penelitian dan kapan harus selesainya.
        4. Membaca dan membuat catatan penelitian Pada tahap terakhir ini peneliti harus membaca bahan-bahan dan membuat catatan penelitian guna kelengkapan bahan yang diperlukan dalam penelitian. karena memang penelitian kepustakaan data yang diperoleh hanya melalui buku maka dalam melakukan pemnelitian peneliti harus membaca dan mencatatat bahan utama dalam penelitian.

AUTHOR : DIEMAS

Jumat, 11 Oktober 2019

BISNIS PLAN

BAB I 
Tema/Judul Business Plan

1.1 Tema Business Plan
Kami memilih bidang kuliner sebagai usaha yang nantinya akan kami kembangkan. Usaha yang akan dikembangkan oleh lima anak mahasiswa semester 5 (lima) ini adalah inovasi dibidang minuman dan makanan ringan. Dimana nantinya kami akan mengembangkan usaha ini secara gotong royong. Besar harapan kami agar usaha ini terus berkembang, oleh karena itu kami memutuskan untuk memberi nama perusahaan kami “KEDAI LITERASI” dengan harapan agar kami selalu diberi keberuntungan dalam menjalankan usaha. Sehingga kesuksesan akan selalu menyertai kita.
1.2 Nama Usaha
Bergerak dibidang kuliner, kami menamakan usaha kami dengan nama
“Angkringan Milenial”. Angkringan sendiri mempunyai arti barang yang dipikul sedangkan milenial itu generasi yang lahir pada tahun 1980-2000an jadi yang dimaksud angkringan milenial itu adalah tempat dimana para pemuda berkumpul untuk menyediakan berbagai variasi menu olahan makanan dan minuman.
Dalam usaha ini, kami akan berusaha menarik hati konsumen dengan variasi produk kami. Karena seperti yang sudah diketahui angkringan ini menyediakan olahan makanan cepat saji yang enak dan lezat, begitu juga dengan produk minuman kami.
1.3 Slogan Perusahaan 
Untuk memperkuat semangat dalam menjalani usaha, kami memiliki slogan dalam usaha yaitu:
Angkringan “YES”
Milenial “BISA”
Kedai Literasi “Beri Makan Otakmu”
Sedangkan untuk pelanggan, kamipun memiliki slogan tersendiri agar selalu diingat oleh para pelanggan kami, yaitu:
Bersama Literasi, Semua Bisa Tahu”
Bersama Milenial, Semua Bisa Berubah”
Bersama Angkringan, Semua Bisa Kenyang”
1.4 Logo Perusahaan 

  
  
BAB II 
Ringkasan Eksekutif

2.1 Jenis usaha                       : Dagang
2.2 Kelompok sasaran usaha : sasaran usaha untuk kelompok kami diantaranya  adalah remaja, terutama anak kos, dan masyarakat  sekitar
2.3 Dana yang diperlukan      : Rp.10.000.000
2.4 Kelayakan usaha               
1. Properti yang digunakan 
Semua peroperti yang digunakan untuk memasak dan menyajikan makanan dalam keadaan bersih.
2. Lokasi 
Tempat berjualan senantiasa dibersihkan saat telah selesai berjualan.
3. Bahan makanan 
Bahan yang diolah merupakan bahan dalam keadaan baik. Sayuran yang diolah dalam keadaan segar, tidak menggunakan bahan yang berbahaya dalam proses memasaknya.
4. Kondisi makanan 
Makanan yang dijual merupakan makanan sehat, juga memenuhi gizi asupan makanan. Tidak menjual makanan yang dipanaskan (makanan yang dijual pada hari sebelumnya).
           

BAB III 
Business Description

3.1 Latar belakang 
Indonesia sebagai negara yang terkenal dengan kesederhanaannya, menghadapi tantangan baru dalam dunia globalisasi. Gaya hidup konsumerisme dan hedonistik merupakan akibat tidak langsung dari globalisasi. Gaya hidup konsumerisme dan hedonistik berkembang karena meningkatnya taraf hidup tetapi kesadaran terhadap nasionalisme dan budaya sendiri berkurang. Hal ini banyak dijumpai didaerah perkotaan, dimana taraf hidup orang yang tinggal disana lebih tinggi dari masyarakat yang hidup dipedesaan.
Kesederhanaan sebagai seorang indonesia harus bisa dibangkitkan lagi sebagai ciri khas bangsa ini. Melalui usaha angkringan, kita bisa melihat bahwa kesederhanaan Indonesia bisa kita tumbuhkan kembali melalui usaha ini. Angkringan tetap mempertahankan kesederhanaannya ditengah gaya hidup masyarakat yang terus berkembang. Kesederhanaan ini bisa kita lihat dari bentuk tempat, jenis makanan dan harganya sendiri. Kesederhanaan ini tetap dipertahankan sebagai suatu ciri khas yang membedakannya dengan usaha lain. Usaha kecil dengan tetap mempertahankan kesederhanaan melalui usaha angkringan.
Kenapa memilih bisnis angkringan? Karena  semua orang butuh makan dan butuh hidup. Untuk hidup diperlukan makan dan minum dan tempat yang asyik untuk ngobrol bareng. Angkringan merupakan suatu konsep berjualan makanan dan minuman yang asyik untuk mengobrol dan bersantai. karena dengan harganya yang murah meriah yang hampir bisa di jangkau oleh semua kalangan masyarakat. Angkringan Milenial adalah suatu usaha makanan dan makanan yang kami buka untuk semua kalangan mayarakat yaitu sebuah warung multi-user yang tidak memperlihatkan status sosial, dari yang berpehangsilan kecil maupun besar, baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang kuli, anak-anak perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. Dalam usaha ini kami menekankan pada kualitas makanan dan kenyamanan pembeli, sehingga pembeli merasakan nyaman dan puas. Tak hanya itu kami juga memasang free Hostpot area dan fasilitas yang berbau teknologi untuk menarik konsumen agar mampir atau nongkrong ditempat ini, bahakan bagi pelajar / mahasiswa bisa mengerjakan tugasnya dengan nyaman. Dengan model bisnis strategi pemasaran dan pelayanan yang baik serta didukung dengan teknologi seperti ini mempunyai peluang yang bagus untuk kedepannya
Saat ini kami melakukan usaha kecil menengah yaitu usaha kuliner. Makan & minum merupakan kebutuhan pokok manusia setiap hari. Meskipun krisis multidimensi melanda bangsa kita, namun kebutuhan akan makanan & minuman tidak dapat berhenti demi kelangsungan hidup manusia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan makanan & minuman, banyak orang mendambakan dapat menikmati makanan yang harganya relatif murah, rasanya nikmat, aman untuk dikonsumsi & memiliki sesuatu yang khas. Karena itu kami menciptakan usaha ini. Selain itu, tujuannya adalah dapat memperluas kesempatan usaha, memperluas lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus bertambah jumlahnya serta untuk meningkatkan penghasilan masyarakat secara lebih merata dan juga melatih diri untuk bersikap mandiri dengan tidak bergantung pada orang tua. Kami berharap usaha ini semakin maju dan berkembang kedepannya dan menjadi suatu  pengalaman yang dapat menjadi acuan bagi kita dimasa depan dalam dunia usaha.
3.2 Analisis SWOT 
Strength (kekuatan)
1.    Penyajiannya yang sangat praktis, membuat makanan cepat saji banyak diminati konsumen. Tentu kondisi ini akan memberikan keuntungan cukup besar, karena potensi pasarnya juga akan semakin besar.
2.    Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari para pembelinya.
3.    Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan “Kedai
Literasi Milenial “ yang menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan lain yang telah ada.
4.    Pemahaman yang cukup baik tentang produk yang di butuhkan masyarakat.
5.    Rancangan pelayanan yang kreatif karena adanya eksplorasi.
6.    Penggunaan model bisnis yang mengutamakan kualitas menu yang ditawarkan, pelayanan, lokasi yang tepat dan kemampuan dalam mengorganisasi usaha yang baik.
Weakness (Kelemahan)
1.   Modal untuk memulai usaha masih kurang.
2.   Kenaikan harga bahan baku.
3.   Terbatasnya pramusaji yang bertugas tidak sebanding dengan banyaknya pengunjung yang datang, sehingga, terkadang pelanggan akan menunggu minuman dihidangkan lebih lama dari waktu yang seharusnya.
4.   Minimnya lahan parkir yang tersedia mengakibatkan para pelanggan yang membawa kendaraan sendiri akan berpikir dua kali untuk mengunjungi tempat tersebut.  
Opportunity (Peluang)
1.    Belum banyak tempat makan Sederhana yang memasang Wifi
2.    Adanya dukungan dari masyarakat atau pihak terkait untuk mendirikan usaha tersebut.
3.    Sifat manusia yang cenderung konsumtif.
4.    Jarangnya tempat nongkrong untuk anak muda yang biasanya mencari tempat yang memiliki akses Wifi
Threat (Ancaman)            
1.         Banyaknya penjual makanan di lingkungan sekitar
2.         Adanya Iklim yang tak menentu terlebih ketika musim hujan dan Wifi terkadang memiliki gangguan
3.         Banyaknya produk sejenis di pasaran sehingga memungkinkan pelanggan memasak sendiri di rumah
4.         Banyak pesaing yang mengikuti konsep yang telah kita buat.
5.         Munculnya variasi makanan jajanan dan produk competitor bersaing
6.         Selera konsumen variatif

3.3 Visi, Misi, dan Tujuan Visi :
 Menjadi perusahaan kuliner yang tetap merakyat dan populer tanpa melihat strata sosial yang ada. Menjadi ukm mandiri yang mencapai sukses di era global Misi :
1.    Menyediakan menu makanan dan minuman dengan variasi yang berbeda yang sehat dengan memperhatikan kualitas kebersihan.
2.    Memberikan harga yang terjangkau
3.    Menghilangkan srata sosial yang ada dan semua pembeli sama adanya.
4.    Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul.
3.4 Analisis Pesaing dan Peluang 
Angkringan merupakan model perdagangan makanan dan minuman dengan menggunakan gerobak dorong berbeda dengan warung lainnya. Angkringan ini disertai tempat duduk dan tikar untuk pelanggan yang memilih untuk lesehan. Usaha ini menekankan pada produk yang di jual dan pelayanan yang di berikan kepada pelanggan.

BAB IV 
Manajemen dan Organisasi

4.1 Kebijakan Sumber Daya Manusia 
1.    Dalam penilaian ini perusahaan membuatkan absensi untuk keberangkatan karyawan Seluruh karyawan saat tiba wajib melakukan absensi masuk untuk mengetahui masuk tidaknya karyawan dan mempermudah dalam sistem penggajiannya dan dari sistem ini maka pemilik akan mengetahui kinerja karyawan.
2.    Keselamatan dan Kesehatan kerja Karyawan di kasih ruangan khusus untuk solat dan istirahat dan di fasilitasi kipas angin ketika jam istirahat.
3.    Mekanisme PHK, dalam hal ini PHK bagi karyawan yang melakukan kesalahan akan di kasih arahan dan bimbingan terlebih dahulu, dan kalau sudah melampaui batas yang mengakibatkan kerugian maka langsung diberhentikan.
4.2 Tugas Pokok 
1.    Pimpinan : Memimpin, mengawasi, dan terus memantau perkembangan usaha yang di geluti, serta membuat keputusan – keputusan dan perencanaan pengembangan usaha yang memiliki prospek sesuai dengan kebutuhan konsumen maupun pelanggan atas dasar kesepakatan bersama/musyawarah.
2.    Manajer Pemasaran : Memperkenalkan, memasarkan, mempromosikan, serta memberi sistem pelayanan terbaik kepada konsumen/pelanggan.
3.    Manajer keuangan : Mengelola dan meng-audit keuangan perusahaan agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaannya, serta memperhitungkan anggaran keuangan dengan sebaik-baiknya.
4.    Manager Operasional : Membuat standart operasional(SOP), melakukan survey target lokasi, menentukan dan menganalisa sarana dan prasarana, mengembangkan perusahaan, menyusun dan membuat tugas para pimpinan lapangan sesuai dengan job desc masing-masing.
5.    Manager Produksi : Mengembangkan produk, menjaga kualitas produk, dan melatih pegawai untuk membuat produk yang berkualitas
4.3 Struktur Organisasi 



Kami membuat struktur organisasi untuk pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang jelas. Hal ini kami buat dengan memecah tim menjadi bagian-bagian yang memiliki tugas masing-masing sehingga usaha ini menjadi efektif dan tanggap dalam melayan pelanggan. Berikut adalah bagan struktur organisasi dari usaha ini.
Direktur
Diemas Nur Falahur Rozaq
Manager Pemasaran
M. Ahsanul Fikri
Manager Keuangan
Tika Yuliasari
Manager Operasional
Ema Kusuma Wardani
Manager Produksi
Ulin Ni’am Habibullah
                           
BAB V 
Operation Flow

5.1 Jenis Produk 
Produk yang ditawarkan:
1.    Layanan hostpot (disertai Username dan password)
2.    Fasilitas jasa print
3.    Ruang santai dengan fasilitas TV dan full music
4.    Makanan
5.    Minuman
5.2 Proses Produksi 
Proses produksi yang dilakukan disesuaikan dengan makanan dan minuman yang akan dibuat. Proses produksi dari masing-masing menu yang disajikan :
1.      Black coffe yaitu coffe yang berwarna hitam dan cara membuatnya hanya dengan menambahkan bubuk kopi hitam dan gula ke dalam cangkir kemudian tinggal menuangkan air panas.
2.      Cappucinno yaitu kopi yang dicampur susu dan krim. Cara penyajiannya bisa dalam keadaan panas maupun dingin. Untuk cappucinno itu sendiri warnanya lebih coklat.
3.      Vanilla Latte yaitu kopi yang penyajiannya lebih banyak susunya dari pada kopinya sehingga rasanya lebih dominan ke susu dan warnanya lebih putih dari cappucinno.
4.      Moccachino yaitu kopi yang cara penyajiannya ditambah dengan susu dan coklat sehingga rasanya lebih manis daripada black coffe.
5.      Coklat            yaitu    jenis     minuman         yang    penyajiannya   hanya   dengan menggunakan coklat. Minuman ini dapat disajikan dalam keadaan panas maupun dingin.
6.      Coklat Caramel yaitu coklat yang penyajiannya ditambahkan dengan susu sehingga rasanya tidak coklat murni tetapi lebih manis dari pada coklat.
7.      Coklat Float yaitu coklat yang penyajiannya dengan cara diblender terlebih dahulu sehingga harus disajikan dalam keadaan dingin kemudian ditambah float di atasnya agar lebih menarik.
8.      Coklat Buah yaitu coklat yang penyajiannya ditambahkan dengan perasan buah sehingga akan ada rasa buah dalam minuman coklat tersebut.
9.      Coklat Astor yaitu coklat yang penyajiannya hampir sama dengan coklat float namun hanya floatnya yang diganti menjadi astor. Selain itu dalam coklatnya itu sendiri akan dicampur dengan oreo sehingga ada butiranbutiran oreo dalam minuman tersebut.
10.  Teh yaitu minuman yang menggunakan bahan baku teh yang dicampur dengan sedikit gula. Dan dalam penyajiannya dapat disajikan dengan es maupun tanpa es.
11.  Teh Susu yaitu teh yang penyajiannya ditambahkan dengan susu sehingga akan menimbulkan rasa yang berbeda dari teh tersebut.
12.  Lemon Tea yaitu teh yang dalam penyajiannya ditambahkan dengan perasan lemon. Rasanya teh akan menjadi sedikit lebih asam dari biasanya namun dapat memberikan kesegaran bagi pelanggan yang meminumnya.
13.  Sirup yaitu minuman yang menggunakan sirup. Sirup ada banyak rasanya sehingga kami menyediakan beberapa jenis rasa agar pelanggan dapat memilih sendiri rasa sirup yang diinginkan. Untuk sirup itu sendiri dalam penyajiannya biasanya menggunakan es sehingga disajikan dalam keadaan dingin.
14.  Es Timun yaitu minuman yang diberi parutan timun ditambah dengan sirup melon karena warnanya yang sama kemudian ditambah dengan es yang akan memberikan kesegaran yang luar biasa.
15.  Jus adalah minuman yang dalam penyajiannya menggunakan buah yang diblender ditambahkan dengan sedikit gula dan susu derta es yang akan menambah rasa nikmat pada jus tersebut.
16.  Kentang Goreng yaitu makanan yang bahan bakunya berasal dari kentang yang dipotong-potong kemudian diberi sedikit bumbu dan digoreng dalam minyak panas. Penyajian kentang itu sendiri dapat ditambahkan dengan saos.
17.  Nugget yaitu makanan yang penyajiannya hanya dengan menggoreng nugget yang sudah jadi ditambah dengan saos dalam penyajiannya. Jadi disini nanti nuggetnya adalah nugget yang sudah jadi yang sudah dikemas dan yang tinggal goreng saja. Kami akan memilih jenis nugget dengan kualitas yang lumayan sehingga pelanggan tidak akan kecewa dan akan meras puas dengan hidangan yang disajikan.
18.  Roti Bakar yaitu roti tawar yang penyajiannya dipanggang dalam sebuah alat panggang kemudian diolesi sedikit mentega dibagian luar dan untuk bagian dalam diolesi dengan selai atau susu sesuai dengan rasa yang diinginkan oleh pembeli.
19.  Burger adalah roti yang di dalamnya berisi sayuran seperti tomat, daun bawang dan selada. Selain itu juga terdapat daging sapi yang sebelumnya sudah dipanaskan dan ditambah dengan saos serta mayonais yang akan menambah cita rasa dari burger itu sendiri.
20.  Mie Goreng/ Mie Kuah adalah mie yang direbus kemudian dalam penyajiannya dapat ditambahkan dengan telur dan sayuran. Untuk mie goreng maka tidak menggunakan air dan untuk mie kuah maka penyajiannya menggunakan air. Dalam penyajian mi ini akan dibuat inovasi yang berbeda sehingga terlihat lebih menarik.
5.3 Keadaan Gedung dan Perlengkapannya
Keadaan gedung yang akan digunakan untuk mendirikan sebuah bisnis cafe ini masih layak pakai. Dan untuk menambah penampilan gedung yang lebih menarik lagi maka dilakukan renovasi. Renovasi dilakukan guna menambah daya tarik atau tampilan dari cafe itu sendiri. Gedung tersebut akan diubah menjadi lebih menarik dan membuat nuansa dalam cafe tersebut lebih nyaman agar pelanggan betah untuk berlama-lama di cafe tersebut. Perlengkapan yang digunakan untuk bisnis cafe ini semuanya baru, mulai dari meja dan kursi yang digunakan, sehingga keadaan dari perlengkapan tersebut dapat dikatakan masih bagus.
Flow Chart           

BAB VI 
Marketing dan Sales Strategi
6.1 Strategi 
Proses pembagian pasar suatu produk / jasa secara keseluruhan ke dalam beberapa segmentasi. Segmentasi sendiri dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi atau analisis mengenai perbedaan konsumen disuatu pasar.
Terdapat beberapa macam variabel segmentasi yaitu: 
1.      Demografi 
Pada    hal       ini        segmentasi       dilakukan        dengan            membagi pasarberdasarkan variable demografis yaitu :  
a.       Pekerjaan 
Angkringan milenial ini cocok untuk semua kalangan mayarakat tanpa memperlihatkan status sosial, dari yang berpehangsilan kecil maupun besar, baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang kuli, anak-anak perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. 
b.      Jenis kelamin 
Makanan dan minuman dapat dikonsumsi oleh kaum adam maupun hawa.
2.      Perilaku  
Segmen perilaku merupakan segmen yang didasarkan pada perilaku para konsumen. 
a.       Kesempatan Produk 
Angkringan ini memiliki peluang besar untuk dipasarkan karena masih jarang angkringan yang menawarkan fasilitas dan makanan terjangkau dengan pelayanan yang memuaskan. 
b.      Manfaat  
Selain harga yang cukup terjangkau, fasilitas yang disediakan sangat memberi kenyamanan, keamanan, dan kehigenisan makanan dan minuman yang ditawarkan.
c.       Status loyalitas Pemasaran 
produk ini dilakukan dengan cara memanfaatkan media social sebagai media promosi, memetok harga sesuai dengan selera masyarakat serta menawarkan citarasa yang unik dan menyehatkan.
6.2  Targeting dan Posistioning 
Targeting adalah sasaran untuk pemasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan melalui berbagai pertimbanagan dan analisis dari segmen pasar dengan cara menari konsumen agar tertari pada produk yang ditawarkan. Pada hal ini untuk membudik sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan, kami menawarkan tempat makan dengan harga yang cukup terjangkau dan fasilitas yang nyaman. 
Positioning adalah upaya identifikasi, komunikasi serta pengembangan. Dalam hal ini kami akan meyakinkan kepada para konsumen bahwa produk yang kami buat ini adalah produk yang unggul daripada produk-produk ain. Baik unggul dari segi rasa, tempat,  kualitas, serta kesehatan.
6.3  Kebijakan Harga  
                             Minuman :
Black coffe                                   Rp 5.000,00
Moccachino (es/panas)                 Rp 7.000,00
Vannila latte (es/panas)                Rp 7.000,00
Cappucino (es/panas)                    Rp 7.000,00
Coklat (es/panas)                          Rp 7.000,00
Coklat Caramel (es/panas)            Rp 8.000,00
Coklat Buah (es/panas)                 Rp 8.000,00
Coklat Susu (es/panas)                 Rp 8.000,00
Coklat Float                                  Rp 9.000,00
Coklat Astor                                 Rp 8.000,00
Teh (es/panas)                               Rp 2.500,00
Teh Susu (es/panas)                      Rp 3.000,00
Jeruk (es/panas)                            Rp 3.000,00
Lemon tea (es/panas)                    Rp 3.000,00
Sirup (es/panas)                            Rp 3.000,00
Jus Buah                                       Rp 7.000,00    +float = Rp 9.000,00
Es Timun                                      Rp 4.000,00
                            Makanan :
Kentang goreng                            Rp 7.000,00
Nugget                                          Rp 7.000,00
Roti bakar                                     Rp 8.000,00
Burger                                           Rp 11.000,00
Mie goreng/kuah                           Rp 7.000,00
                                       

BAB VII 
Financial

7.1  Financial Plan (Perencanaan Keuangan) 
Financial adalah kegiatan individu atau kelompok dalam mengatur keuangan denagn baik dan benar. Financial plan merupakan bagian yang menentukan bisnis perusahaan layak atau tidak. Financial plan dapat membantu perusahaan dalam menganalisis pendanaan dalam investasi, menggambarkan jangka panjang suatu keputusan, mengatur pendapatan masa depan serta memilih alternative-alternatif yang akan digunakan perusahaan guna keperluan Financial.
7.2  Kebijakan Modal 
Dana awal untuk membangun usaha ini sebesar Rp 10.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun. 
1.      Nama: Tika Yuliasari          
Dana: Rp 2.000.000
2.      Nama: Muhammad Ahsanul Fikri
Dana: Rp 2.000.000 
3.      Nama: Ulinni’am Habibulloh Dana: Rp 2.000.000 
4.      Nama: Diemas Nur Falahur
Rozaq Dana: Rp 2.000.000 
5.      Nama: Ema Kusuma Wardani 
Dana: Rp 2.000.000 
 

BAB VIII
 Penutup

8.1 Kesimpulan
Kami memilih bidang kuliner sebagai usaha yang nantinya akan kami kembangkan.
Bergerak dibidang kuliner, kami menamakan usaha kami dengan nama “Angkringan Milenial”. Angkringan sendiri mempunyai arti barang yang dipikul sedangkan milenial itu generasi yang lahir pada tahun 1980-2000an jadi yang dimaksud angkringan milenial itu adalah tempat dimana para pemuda berkumpul untuk menyediakan berbagai variasi menu olahan makanan dan minuman.
Untuk memperkuat semangat dalam menjalani usaha, kami memiliki slogan dalam usaha yaitu:
Angkringan “YES”
Milenial “BISA”
Kedai Literasi “Beri Makan Otakmu”
Sedangkan untuk pelanggan, kamipun memiliki slogan tersendiri agar selalu diingat oleh para pelanggan kami, yaitu:
Bersama Literasi, Semua Bisa Tahu”
Bersama Milenial, Semua Bisa Berubah” 
Bersama Angkringan, Semua Bisa Kenyang”


AUTHOR : DIEMAS and TEAM