Selasa, 28 Mei 2019

MAKALAH MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakulikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakulikuler adalah program yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstrakulikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda seperti perbedaan nilai moral dan sikap, kemampuan, serta kreatifitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakulikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakulikuler juga memeberikan manfaat sosial yang besar.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa definisi manajemen ekstrakulikuler?
2.    Apa saja jenis kegiatan ekstrakulikuler?
3.    Apa definisi OSIS?
4.    Bagaimana fungsi, prinsip, tujuan, peranan, dan taggung jawab OSIS?


2.                                                                    
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Kegiatan Ekstrakulikuler
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan dalam kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah, setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler.
Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum. Kegiatan ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang telah dimiliki oleh peserta didik. Setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra kurikuler. Ia bisa memilih kegiatan yang mana yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.[1]
Adapun yang dimaksud dengan manajemen ekstrakulikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi SDM peserta didik, baik aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan wajib maupun pilihan.
B.  Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler
1.    Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Nilai yang terdapat dalam OSIS ialah nilai berorganisasi, antara lain pengalaman memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokrasi, berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi. Fungsi OSIS ialah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna.
   Secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.  Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa Pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan dan memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan.
b. Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanah air, dan bangsanya.
c.  Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kukuh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS.
d. Menghindarikan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencegah siswa dijadikan sasarsan perbuatan pengaruh serta kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah.[2]
2.    Pramuka Sekolah
Kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang keanggotaannya bersifat sukarela. Untuk itu, kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di sekolahnya, setiap kepala sekolah perlu melakukan kegiatan pengendalian, antara lain sebagai berikut.
a.    Menunjukan dan mengangkat guru sebagai Pembina pramuka yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
b.    Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML).
c.    Melakukan koordinasi dengan Kwatir Daerah Pramuka atau Kwatir Cabang untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah.
d.   Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka.
3.    Olahraga dan kesenian sekolah
Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun, untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha melakukan pengendalian pelaksanaannya, antara lain dengan beberapa hal berikut.
a.    Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggung jawab pelaksanaannya (coordinator bidang) yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah
b.    Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut.
c.    Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.[3]
4.    Majalah sekolah
Majalah sekolah dapat memuat berbagai karya siswa berupa prosa atau puisi dan berita mengenai kehidupan sekolah. Selain itu, majalah sekolah dapat digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa, termasuk saran-sarannya mengenai kehidupan sekolah. Pada pihak lain, kepala sekolah dan guru dapat memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa. Bagi orang tua siswa, majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan sekolah tempat anak-anak belajar.
   Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha menerbitkan majalah sekolah. Manfaat tersebut memang tidak dapat ditunjukkan secara fisik (materil) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karena itu, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan.[4]
5.    Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolongan, baik di lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini ialah sebagai berikut.
a.    Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di sekolah.
b.    Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban ddemi kepentingan orang lain.
c.    Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya.[5]
Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui kegiatan ekstrakulikuler. Dari uraian diatas kita dapat melihat bahwa kegiatan ekstrakulikuler memberikan kontribusi yang besar dalam mendidik peserta didik agar dapat mandiri dengan potensi yang dimilikinya.
C.  Pengetian Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Dalam pasal 4 permendiknas nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan juga dijelaskan sebagai berikut :
a.     Organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah.
b.    Organisasi kesiswaan sebagaimana di maksud pada ayat (1) merupakan organisasi resmi di sekolah dan tidak ada hubungan organisatoris dengan organisasi kesiswaan di sekolah lain.
c.     Organisasi intra sekolah pada SMP, SMPLB, SMA, SMALB, dan SMK adalah OSIS
d.    Organisasi siswa intra sekolah pada TK, TKLB, dan SDLB adalah organisasi kelas.
Dari beberapa definisi tentang OSIS di atas dapat disimpulkan bahwa OSIS merupakan sebuah organisasi yang berada  di dalam lingkup sekolah menengah yang berfungsi sebagai wadah bagi siswa yang ingin belajar berorganisasi untuk mengembangkan potensi, minat dan bakatnya dengan didampingi oleh Pembina OSIS.
Setiap sekolah berkewajiban membentuk organisasi siswa yang diberi nama organisasi siswa intra sekolah (OSIS). OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah yang bertujuan untuk mencapai atau salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.  Untuk menegakkan OSIS satu-satunya organisasi intra sekolah, dibentuklah yang disebut perangkat OSIS, yang terdiri dari Pembina OSIS, perwakilan kelas dan pengurus OSIS. [6]
D.  Fungsi, Prinsip, Tujuan, dan Peranan OSIS
1.    Fungsi OSIS
OSIS sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai berikut :
a.    Pengembangan,  yaitu fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b.    Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c.    Rekreatif, yaitu fungsi untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d.   Persiapan karir, yaitu fungsi untuk mengembangkan kesiapan peserta didik.
2.    Prinsip OSIS
a.    Individual, yaitu prinsip yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b.    Pilihan, yaitu prinsip yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.
c.    Keterlibatan aktif, yaitu prinsip yang menurut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d.   Menyenangkan, yaitu prinsip dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
e.    Etos kerja, yaitu prinsip yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f.     Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
3.    Tujuan OSIS
OSIS merupakan salah satu sarana untuk melaksanakan pembinaan kesiswaan. Tujuan pembinaan kesiswaan ini tercantum dalam pasal 1 Permendiknas RI Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan yaitu :
a.    Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu meliputi bakat, minat dan kratifitas.
b.    Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negative dan bertentangan dengan tujuan pendidikan
c.    Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat dan minat.
d.   Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari kegiatan OSIS adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal agar kepribadian siswa yang bak dapat terwujud sehingga terhindar pengaruh negative sehingga siswa siap untuk menjadi waga Negara yang baik.
4.    Peranan OSIS
a.    Sebagai wadah
OSIS merupakan wadah kegiatan siswa di sekolah. Oleh sebab itu dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah harus melakukan upaya-upaya bersama-sama dengan jalur yang lain.
b.    Sebagai penggerak
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat partisipasi untuk berbuat, dan pendorong kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.
c.    Peranan yang bersifat prefentif
Apabila peran yang bersifat internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal mampu beradaptasi dengan lingkungan seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya.[7]
E.  Tanggung jawab perangkat OSIS
1.      Pembina OSIS bertanggung jawab penuh atas seluruh pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan OSIS di sekolah yang dipimpinnya.
2.      Perwakilan kelas bertugas memilih OSIS, mengajukan usul-usul untuk di jadikan program kerja OSIS, dan menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir masa jabatan. Perwakilan kelas bertanggung jawab langsung kepada Pembina OSIS.
3.      Pengurus OSIS bertugas menyusun dan melaksanakan program kerja OSIS sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada perwakilan kelas pada akhir masa jabatannya.
4.      Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosia, budaya, dan alam semesta.
5.      Melatih sikap disiplin kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas.
6.      Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
Pengurus OSIS mempunyai masa kerja selama satu tahun pelajaran. Siswa yang duduk di kelas III tidak di izinkan dipilih dan duduk dalam pengurus.  




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada pada bab II, dapat disimpulkan bahwa manajemen ekstrakulikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi SDM peserta didik, baik aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan wajib maupun pilihan.
v Jenis-Jenis Ekstrakulikuler
a.    OSIS
b.    Pamuka
c.    Majalah
d.   Olahraga dan Kesenian
e.    PMR
v Pengertian OSIS
OSIS merupakan sebuah organisasi yang berada di dalam lingkup sekolah menengah yang berfungsi sebagai wadah bagi siswa yang ingin belajar berorganisasi untuk mengembangkan potensi, minat dan bakatnya dengan didampingi oleh Pembina OSIS.




Daftar Pustaka
Mulyono. 2014. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Taufik, Romadon. 2015. manajemen kegiatan ektakurikuler berbasis pengembangan karakter siswa, Manajemen pendidikan. Lubuklinggau.
Suwardi dan Daryanto. 2017. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta: Gava Media.
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang. 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Nursanti, Dyah. 2013. peranan organisasi siswa intra sekolah dalam membentuk karakter siswa. Yogyakarta: universitas negeri Yogyakarta.



[1] Drs. Suwardi, M.Pd dan Drs. Daryanto, Manajemen Peserta Didik, (Gava Media: Yogyakarta, 2017), hlm. 99
[2] Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, (IKIP Malang: Malang, 1989), hlm. 126
[3] Mulyono, M.A, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Ar-Ruzz Media: Jogjakarta,2014), hlm., 192-194
[4] Ibid, hlm. 195
[5] Ibid, hlm.196
[6] Romadon taufik, manajemen kegiatan ektakurikuler berbasis pengembangan karakter siswa, Manajer pendidikan. Vol. 9 no.4, 2015, 494.
[7] Dyah nursanti, peranan organisasi siswa intra sekolah dalam membentuk karakter siswa, (universitas negeri Yogyakarta, 2013), 8-10.



Author: Linda Putri Puspita
Editor: Diemas

GRAMATIKA QUESTION TAG

C. QUESTION TAGS
Question tag adalah suatu ungkapan yang digunakan oleh seseorang untuk memberikan pertanyaan dan meminta orang lain yang diajak bicara, setuju dengan pendapatnya. Dalam bahasa Indonesia mirip dengan kata “bukan” dalam suatu kalimat,                        
misalnya :       
1.    surabaya kota pahlawan, bukan ?
2.    bahasa inggris itu penting, bukan ?

Aturan – aturan dalam membuat question tags :
Aturan 1: Apabila pernyataan positif, maka tag-nya negatif.                                              
Contoh :
1.    They will be late, won’t they ?                                                                           
2.    Ali can swim, can’t he ?                                                                          
3.    She is reading a book, isn’t she ?
Aturan 2 : Apabila pernyataan negatif, maka tag-nya positif.                                             
Contoh :
1.    Ali can’t swim, can he ?                                                                          
2.    We aren’t happy, are we ?          
3.    She doesn’t visit you, does she ?

Aturan 3 : Apabila subject yang dapat digunakan dalam question tags, hanyalah I, You, She, He, It, We,They, There.
IT : biasanya dalam question tags untuk menunjukkan kata-kata berikut :
1.    Everything
2.    Nothing
3.    Anything
4.    This………
5.    That……… etc.
THEY : biasanya digunakan dalam question tags untuk menunjuk pada kata-kata berikut :
1.    everyone
2.    someone
3.    Smebody
4.    No one
5.    Nobody
6.    People
7.    these/those
Contoh :
1.    Everything is ready, isn’t it ?                                                                                          
2.    Someone is calling you, aren’t they ?                                                                 
3.    Everybody knows him, don’t they ?                                                                  
4.    This is not my book, is it ?

Aturan 4 : Dalam kalimat verbal ( predikatnya kata kerja ) yang berbentuk simple present dan past tense, tambahkanlah do, does, and did untuk membuat question tags-nya.            
Contoh :
1.    They want to help you, don’t they ?
2.    She invited you yesterday,didn’t she ?
3.    He likes fishing, doesn’t he ?

Aturan 5 : dalam pertanyaan : I am = Q.Tags-nya : aren’t I ?                                                             
                                                             ( bukan: am not I ? )                                                            
Contoh :
1.    I am a student, aren’t I ? bukan am not I ?
2.    I am working hard, aren’t I ?

Aturan 6 : kata-kata yang mengandung arti negatif (not) atau setengah negatif, question tags-nya                           selalu positif.
                  Beberapa diantaranya adalah :
-     Seldom/rarely : jarang        - never : tidak pernah       - few/little : sedikit          
-     Hardly ever/barely/scarcely : hampir tidak pernah     - no/none : tidak ada  
-     by no mean : sama sekali tidak                                                    
Contoh :
1.    He has never been in bali, has he ?
2.    Few students spoke English, did they ?
3.    He has read no book, has he ?
4.    They seldom visit her, do they ?

Aturan 7 : A. Perintah, baik positif atau negatif (melarang)                                                       
                       Question tags-nya adalah : will you ?
                        Contoh :
1.    Stop that noise, will you ?
2.    Don’t forget us, will you ?
3.    Do it for me please, will you ?
                   B. Ajakan dengan : let’s, question tags-nya adalah shall we ?
                        Contoh :
1.    Let’s sing together, shall we ?
2.    let’s do it well, shall we ?
3.    let’s help yanti, shall we ?
Aturan 8 : Untuk kalimat majemuk, question tags-nya dibuat berdasarkan kalimat utama. 
                   Contoh :
1.    I wish she could do it, couldn’t she ?
2.    I believe he will come here, won’t he ?
3.    I suppose he should have known that, shouldn’t he ?
                   Jawaban tehadap question tags
A.    Membenarkan.    1. You are working, aren’t you ?
                                Yes, I am = ya (benar saya sedang bekerja)
B.     Menyangkal.       1. She is not busy now, is she ?
                                Yes, she is
                            2. He is diligent, isn’t he ?
                                No, he isn’t

Aturan 9 : penggabungan subject
a.    I/we + you                     = we
I/we + they                    = we
     I/we + it                         = we
b.    You + they                    = you
     You + it                         = you
     You + she                      = you
     She + you                      = you
c.    They + they                   = they
     She + he                         = they
     It + it                             = they
     It + he                            = they


Author: Diemas